
Sleman, (7/6) – Keputrian PC LDII Kapanewon Ngemplak sukses gelar talkshow bertema “Bijak Bermedia Sosial: Menjaga Kehormatan Diri di Era Digital”. Acara yang berlangsung di Masjid Baitul Muttaqin Banjarharjo Kapanewon Ngemplak, diikuti oleh para remaja putri usia SMP hingga 30 tahun yang belum menikah pada Minggu (1/6/2025).
Diana Ristiaratna, S.Pd.Gr., seorang guru profesional di sekolah dasar Islam terpadu bertaraf internasional di Yogyakarta. Ia juga berprofesi sebagai konten kreator bidang pendidikan dan pengampu Program Pendidikan Profesi Guru, bertindak sebagai pemateri utama.
Ia memaparkan statistik mengejutkan: 93% remaja aktif menggunakan media sosial, menghabiskan waktu 3-6 jam per hari. Hal ini berdampak pada munculnya berbagai permasalahan, seperti perbandingan diri yang berlebihan, over sharing, eksploitasi diri untuk validasi, hingga konten sensual yang semakin dianggap normal.
Diana menekankan pentingnya bijak dalam bermedia sosial di era digital yang semakin tak terhindarkan. “Kecanduan media sosial juga menyebabkan banyak remaja lalai dari kewajiban dan tanggung jawab mereka,” terang Diana.

Dampak Negatif Media Sosial
Dampak negatif media sosial yang dibahas meliputi penipuan, kekerasan, pemerkosaan, bodyshaming, bullying, dan provokasi. Diana juga menghubungkan kecanduan short video dengan kesulitan menghafal, menekankan pentingnya pengendalian diri.
Lebih lanjut, Diana menjelaskan pentingnya kewaspadaan karena jejak digital yang sulit dihapus. Dampak yang bisa saja terjadi yaitu berpengaruh terhadap self image dan kesehatan mental, serta ancaman cyber bullying dan kejahatan online. Ia juga mengaitkan hal ini dengan ayat Al-Qur’an Surah An-Nur ayat 31 tentang menutup aurat.
Batasan dan Aktivitas yang Harus Dihindari dalam Bermedia Sosial
Dalam materinya beberapa hal yang perlu dihindari saat bermedia sosial, seperti menjelaskan perasaan, ide konsep, aktivitas, mengunggah identitas diri dan lokasi terkini, serta mengunggah momen secara langsung. Ia juga mengingatkan bahwa berbagi cerita sebaiknya dilakukan dengan orang tua, bukan hanya teman, karena kerahasiaan tidak selalu terjamin.
Batasan-batasan yang perlu dijaga meliputi waktu penggunaan, konten yang diunggah, privasi, dan pergaulan digital, terutama interaksi dengan lawan jenis. Sebagai penutup, Diana memberikan tips bagi muslimah cerdas digital. “Meniatkan aktivitas online karena Allah, memikirkan nilai postingan di mata Allah, mengikuti akun bermanfaat, membatasi waktu scrolling, dan menghindari konten haram atau maksiat,” pungkasnya. Ia mengajak para peserta untuk menjadi influencer of goodness, bukan sekadar pengikut tren.
Sesi tanya jawab interaktif tentang personal branding juga dilaksanakan guna bertukar informasi inspiratif antara pemateri dengan peserta. Panitia berharap peserta bijak dalam menggunakan media sosialnya namun tetap tampil berbeda sesuai syariat Islam, membatasi diri, memfilter postingan, dan memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan kualitas diri. “Acara Keputrian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan panduan bagi para remaja putri dalam menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab,” pesan Xenna Mutiara selaku pembawa acara saat menutup talkshow.
Writer: Salsabila
DPD LDII SLEMAN Lembaga Dakwah Islam Indonesia