Jawa Timur (14/5) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. Ahsanul Haq, memberikan ceramah mengenai pentingnya kebangsaan kepada hampir seribu calon penceramah LDII, Selasa (14/5). Wejangan tersebut digaungkan di Ponpes Al Ubaidah Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Sejumlah 888 peserta Diklat dan tes calon muballigh-muballighoh LDII, yang akan diterjunkan ke masyarakat, mendengarkan tausyiah Ketua MUI Jawa Timur.
Dalam sambutannya, KH. Ahsanul Haq menekankan pentingnya memahami budaya lokal dan keadaan sosial masyarakat setempat dalam berdakwah. Beliau mengungkapkan bahwa untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dengan efektif, para juru dakwah perlu memahami budaya setempat dengan baik.
“Di dalam berdakwah, kita harus mengetahui situasi, kondisi, dan bahasa setempat, agar apa yang kita sampaikan lebih dipahami oleh masyarakat,” ujar KH. Ahsanul Haq.
Selain itu, KH. Ahsanul Haq juga menggarisbawahi pentingnya memiliki semangat dan keteguhan mental sebagai juru dakwah. “Yang penting semangat dakwah harus dijunjung tinggi jangan sampai kendor,” tegasnya.
Sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Ahsanul Haq, juga menyoroti perlunya sikap toleransi di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. “Perlu sikap saling menghargai dan menghormati. Itu harus kita lakukan secara bersama-sama, baik antara ormas Islam maupun dengan elemen-elemen yang lain,” tuturnya.
KH. Ahsanul Haq turut berharap kepada peserta diklatagar menjadi penerus estafet perjuangan bangsa Indonesia di masa mendatang. “Kita butuh penerus yang mampu membawa nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan dengan baik di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya dengan penuh harap.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPW LDII Jawa Timur, M. Amrodji Konawi, turut menyambut baik kedatangan KH. Ahsanul Haq. Ia menekankan pentingnya pembekalan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan bagi para calon juru dakwah LDII.
“Indonesia adalah negara yang besar dengan keberagaman agama. Oleh karena itu, penting bagi para penceramah untuk memahami dan menghormati keberagaman tersebut,” ungkap Amrodji Konawi.
Tidak hanya itu, M. Amrodji Konawi juga menambahkan bahwa pembekalan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan merupakan bagian integral dari program LDII. Hal ini dilatarbelakangi karena Indonesia merupakan negara Pancasila yang membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam membangun bangsa.
“Negara kita ini adalah negara Pancasila, untuk itu kehidupan berbangsa dan bernegara ini harus berjalan terus, bukan hanya 100 atau 200 tahun saja, tapi sampai ila yaumil qiyamah,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah Alhasany, juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran MUI Jawa Timur dalam memberikan pembekalan kepada para calon penceramah. Beliau berharap agar pembekalan tersebut dapat membantu para santri dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berat. Santri juga diharapkan dapat selalu memupuk rasa cinta terhadap bangsa dan menjaga diri dari pengaruh paham radikalisme.
Author: Zahra